Senin, 16 Juni 2014

CARA HALUS MENOLAK PASANGAN UNTUK MELIHAT FILM PORNO


Beberapa pasangan menikah sering mencari insipirasi posisi bercinta dari film porno. Akan tetapi film tersebut bisa membahayakan pernikahan bila terlalu sering dinikmati oleh Anda dan pasangan. Hati-hati, jika sampai kecanduan menonton film yang menayangkan adegan seks tanpa sensor itu bisa merusak hubungan pernikahan Anda.

Terkadang adegan-adegan yang dilakukan dalam film tidak menggambarkan yang sesungguhnya sehingga membuat pasangan berfantasi menginginkan seks seperti itu. Bahkan bila sang istri menolak, bisa saja suaminya marah hingga berlaku kasar yang berdampak pada mental juga fisik pasangannya. Menurut Psikolog Klinis, Monica Sulistiawati, pemaksaan tersebut dapat memicu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Berikut kita uraikan Trik Cara Halus Menolak Pasangan untuk Melihat Film Porno


"Banyak akhirnya terjadi kasus KDRT, si suami kecanduan dengan seks yang dia tonton. Dia melihat kok di film rasanya nikmat banget, begitu dilakukan nggak merasakan hal yang sama seperti di film. Akhirnya yang terjadi istrinya dipaksa, lalu dia marah-marah, dan terjadi KDRT," ujar Monica saat berbincang dengan Wolipop melalui telepon, Jumat (22/11/2013).

Monica menuturkan, sebenarnya pasangan suami-istri menonton film porno sangat wajar karena film tersebut bisa memberikan inspirasi untuk kehidupan seksual mereka. Selain itu, film erotis juga dapat meningkatkan gairah seks antara keduanya. Namun tetap perlu dikontrol saat menyaksikan film tersebut agar tidak berdampak buruk pada hubungan pernikahan.

Mungkin bila pasangan mengajak Anda satu bulan sekali menonton film porno masih dalam tahap wajar. Namun jika sudah setiap hari, itu dianggap melebihi batas normal yang harus dihentikan oleh pasangannya. Untuk menghentikan pasangan yang kecanduan, Monica menyarankan agar bersikap tegas kepada suami.

Berikan pasangan pengertian mengenai pengaruh negatif film tersebut. "Kalau setiap hari dia ngajak nonton, coba dikasih pengertian pelan-pelan. Istri harus tegas mengatakan 'ini cuma film dan hubungan kita adalah realita yaitu pernikahan'," ujar wanita yang merupakan tim psikolog dari Personal Growth itu.

Jika suami tidak bisa diberikan pengertian atau malah marah-marah dengan Anda sebaiknya tinggalkan dia sendiri. Bila suami tetap memaksa Anda menonton film porno, katakan dengan tegas bahwa Anda tidak mau dan pergi dari hadapannya. Biarkan pasangan berpikir kalau Anda memang tidak nyaman dengan ajakannya menonton film erotis itu.

Kemudian bila suami mengajak Anda mempraktekkan adegan-adegan dalam film, jangan langsung menolak tapi katakan dengan halus kalau Anda ingin menundanya. Dengan demikian, suami bisa berpikir lebih matang mengenai keinginannya tersebut.

"Misalnya suami nuntut mau seks kayak di film, istrinya harus bisa kontrol tapi dengan cara yang halus, katakan saja, 'saya nggak mau melakukannya sekarang tapi ditunda'. Biasanya kalau ditunda lusa atau kesokan harinya, keinginan suami nggak akan menggebu-gebu seperti diawal, jadi dia bisa berpikir lagi untuk melakukannya," saran Monica.

Perlu diingat, film porno hanya sebuah rekayasa. Sedangkan hubungan seksual dalam pernikahan merupakan wujud rasa cinta yang nyata dan sakral. Oleh karena itu harus dilakukan atas dasar keinginan masing-masing tanpa adanya paksaan. Hubungan seksual dalam pernikahan juga memiliki empat fungsi, yaitu reproduksi, rekreasi, relasi, serta institusi. Reproduksi untuk menghasilkan keturunan, rekreasi sebagai sarana hiburan (mencapai kenikmatan), relasi membangun kedekatan dengan pasangan, dan institusi dilakukan dalam lembaga pernikahan. Di film porno yang ada hanya sarana hiburan dengan tujuan rekreasi. Akan tetapi, rekreasi yang dimaksud berbeda dengan makna sesungguhnya.

"Kalau film pornografi lebih ke rekreasi tapi rekreasi yang tidak menggambarkan keadaan sesungguhnya. Kadang-kadang ada hubungan seksual yang posisi-posisinya tidak masuk akal. Bahkan ada yang merupakan hubungan seksual kelainan seperti dipukuli dulu baru terangsang, sering itu, padahal nggak kayak gitu ya sebenarnya," urai dokter yang mendalami masalah seksologi, Dr Andri Wanananda, MS, kepada Wolipop di Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (20/11/2013).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar